Nilai Bitcoin kini telah menembus angka Rp1,9 miliar. Solana pun meroket mendekati Rp2,7 juta per koin. Banyak yang mulai mengira bahwa momen terbaik untuk masuk sudah terlewat. Tapi, benarkah asumsi ini?
Meski terlihat telah mencapai valuasi ekstrem, baik Bitcoin maupun Solana justru masih menyimpan potensi pertumbuhan yang besar. Dengan dukungan institusi global, kemajuan teknologi mutakhir, dan dinamika pasar yang terus berubah, kedua aset ini tengah memasuki masa validasi internasional. Untuk para investor baru yang merasa kehilangan peluang emas, satu presale proyek berbasis Solana kini mencuri perhatian: Snorter ($SNORT), sebuah bot trading otomatis dengan harga hanya sekitar Rp1.594.
Artikel ini akan mengulas mengapa Bitcoin dan Solana masih relevan untuk dibeli meskipun sudah mahal, dan mengapa Snorter bisa menjadi alternatif berisiko tinggi—namun berpotensi imbal hasil hingga 1000x saat rilis resmi.
Bitcoin Tembus $119.000 — Sinyal Bahwa Bull Run Masih Berlanjut
Kenaikan harga Bitcoin (BTC) sebesar 9,58% dalam seminggu terakhir membawa aset digital ini menyentuh rekor baru di $119.001,32 atau sekitar Rp1.931.949.087 (kurs Rp16.225/USD). Kenaikan ini menjadi penanda fase baru dalam evolusi pasar kripto, bahkan di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, konflik geopolitik, dan tekanan inflasi.
Peningkatan tersebut bukan sekadar kebetulan. Di baliknya terdapat sejumlah faktor penggerak besar, mulai dari akumulasi oleh whale sekelas James Wynn, arus masuk dana besar ke ETF Bitcoin, hingga kemitraan strategis bernilai miliaran dolar seperti yang dilakukan Blockstream. Ketika instrumen keuangan tradisional mulai kehilangan daya tarik, Bitcoin justru tampil sebagai simbol “emas digital” era baru.
Baca juga: Daftar Proyek yang Akan Membuat Anda Kaya dari Crypto di Tahun 2025
James Wynn Taruhan Besar Lagi: Posisi Long $19,5 Juta di Bitcoin
Sosok investor besar James Wynn kembali mencuri perhatian setelah membuka posisi long sebesar $19,5 juta dengan leverage 40x pada harga $117.000. Level likuidasi posisinya berada di bawah $115.750. Meski sempat mengalami kerugian besar di bulan sebelumnya, keputusannya kini menunjukkan keyakinan tinggi terhadap prospek Bitcoin.
Selain BTC, Wynn juga melakukan posisi long 10x di PEPE senilai $102.000—menandakan bahwa sentimen pasar cenderung optimistis terhadap aset kripto dengan momentum kuat. Sementara itu, whale lain bernama Qwatio justru mengambil arah sebaliknya dengan membuka short senilai $2,3 juta, menciptakan kontras tajam antar pelaku pasar besar.
Kombinasi Kuat: ETF, Retail, dan Pemerintah Terjun ke Bitcoin
Bitfinex Alpha melaporkan bahwa lonjakan harga BTC bukan hanya hasil spekulasi. Tiga kekuatan utama berada di balik tren ini:
- ETF Inflow: Dalam tujuh hari terakhir, ETF spot Bitcoin menerima dana sebesar $2,7 miliar—jauh di atas jumlah BTC yang ditambang. IBIT milik BlackRock kini mencatatkan AUM lebih dari $80 miliar dan menjadi ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah.
- Aksi Retail: Wallet kecil dengan kepemilikan di bawah 100 BTC melakukan pembelian agresif. Fenomena ini menunjukkan bahwa investor ritel tetap berperan penting dalam mendorong harga.
- Institusi dan Pemerintah: Blockstream bekerja sama dengan Cantor Fitzgerald dalam pembelian 30.000 BTC senilai lebih dari $3 miliar. Langkah ini menunjukkan bahwa BTC mulai dipandang sebagai aset strategis, bahkan di level korporasi dan pemerintah.
Baca juga: Daftar Crypto yang Akan Naik di Tahun 2025
Strategi SPAC: Cantor Fitzgerald Siapkan Dana $10 Miliar untuk Bitcoin
Brandon Lutnick dan Adam Back tengah menyelesaikan negosiasi strategis agar SPAC milik Cantor Fitzgerald bisa mengalokasikan hingga $4 miliar untuk membeli Bitcoin. Bila dikombinasikan dengan SPAC milik Twenty One Capital, nilai total pembelian bisa menyentuh $10 miliar atau sekitar Rp162 triliun tahun ini.
Dengan akuisisi berskala besar ini, Cantor Fitzgerald berpotensi menjadi salah satu pemegang Bitcoin institusional terbesar dunia. Di bawah regulasi SEC yang diperbarui oleh pemerintahan Trump, Bitcoin kini sah menjadi bagian dari perencanaan keuangan berskala nasional.
Bitcoin Dianggap sebagai Aset Perlindungan Global
Bitfinex menilai lonjakan harga BTC kali ini sebagai pergeseran strategi, bukan sekadar technical rally. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor kini mulai memandang Bitcoin sebagai “safe haven” di tengah gejolak ekonomi. Ketika pengangguran naik, UMKM terpukul, dan suku bunga kredit membengkak, aset seperti BTC mulai diincar untuk melindungi nilai.
Dengan total supply yang dibatasi pada 21 juta BTC (saat ini beredar 19,89 juta atau 94,7%), ditambah permintaan tinggi dari institusi dan ritel, serta pengurangan pasokan akibat halving, tekanan harga ke atas masih sangat mungkin terjadi.
Baca juga: Daftar Koin Micin Potensial 2025 – Tren, Potensi, dan Risiko yang Perlu Anda Ketahui
Solana Jadi Pusat Inovasi Kripto: Kecepatan, Efisiensi, dan Momentum Retail
Sementara Bitcoin menyimbolkan kestabilan jangka panjang, Solana (SOL) hadir sebagai contoh nyata dari efisiensi on-chain dan akselerasi adopsi ritel. Dalam tujuh hari terakhir, Solana mencatat kenaikan harga sebesar 9,61% dan kini diperdagangkan di level $167,15 atau sekitar Rp2.712.959 (kurs Rp16.225/USD). Meski harganya tergolong tinggi, sentimen pasar dan performa teknikal mengindikasikan potensi pertumbuhan yang belum selesai.
Target Breakout $400: Solana Siap Lanjutkan Tren Positif
Pergerakan harga Solana saat ini membentuk pola simetris triangle di grafik harian—formasi teknikal yang biasanya menandai potensi breakout besar. Area resistensi berada di kisaran $165–$175, dan jika berhasil dilewati, analis memperkirakan target kenaikan menuju $375–$400. Hal ini telah menarik perhatian investor institusional maupun trader harian.
Salah satu katalis terbesarnya adalah kesuksesan ICO Pump.fun yang berhasil menghimpun $600 juta dalam waktu hanya 12 menit. Proyek ini sepenuhnya berlangsung di jaringan Solana, dengan 75,2% kontribusi datang dari lebih dari 10.000 wallet yang berinteraksi langsung di blockchain. Hal ini membuktikan kecepatan, efisiensi, dan daya tarik komunitas Solana.
Peluncuran ETF SLON dari ProShares Tambah Eksposur Solana
Gebrakan besar lainnya datang dari peluncuran ETF Solana pertama oleh ProShares dengan kode SLON. ETF ini menawarkan leverage 2x atas pergerakan harian harga SOL. Artinya, jika SOL naik 5%, SLON berpotensi naik hingga 10%. Ini menjadi pilihan menarik bagi trader aktif karena:
- Tidak perlu membeli SOL secara langsung
- Bisa diakses melalui akun broker tradisional
- Memberikan eksposur legal dan terstruktur terhadap aset crypto
ProShares dikenal sebagai pelopor ETF Bitcoin pertama di Amerika Serikat pada 2021. Masuknya mereka ke ekosistem Solana mempertegas posisi SOL sebagai aset strategis, bukan sekadar koin spekulatif.
Baca juga: Koin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi di Tahun 2025
Teknologi Firedancer Bawa Lompatan Performa 600%
Inovasi teknologi semakin memperkuat fundamental Solana. Peluncuran mainnet beta dari Firedancer, validator client hasil pengembangan Jump Crypto, telah meningkatkan performa jaringan hingga 600%. Pembaruan ini memungkinkan transaksi berlangsung lebih cepat, aman dari ancaman MEV, dan dapat mengakomodasi volume besar tanpa hambatan.
Jupiter Mobile has arrived on the @solanamobile dApp Store.
Now available on all Saga devices — including the upcoming Seeker.
The best native DeFi experience in crypto 🧵… pic.twitter.com/8Hpx8TbIVw
— Jupiter Mobile (v2 arc) (@jup_mobile) July 11, 2025
Solana juga telah dipercaya oleh raksasa global seperti Visa untuk menjalankan program loyalitas dalam bentuk NFT. Brand besar seperti Starbucks, Uber, dan Target mulai mengadopsi Solana untuk sistem poin dan cashback digital. Ini menjadi validasi besar atas skalabilitas dan kegunaan jaringan Solana.
Solana Menjadi Pilihan Utama Layer 1 untuk Retail dan Institusi
- Volume NFT Solana berhasil mengalahkan Ethereum selama tiga bulan berturut-turut
- Ekosistem DePIN, GameFi, dan Solana Pay terus berkembang
- Solana Mobile Saga 2 ludes terjual di Asia dan Amerika Latin
- Pengguna aktif harian mendekati 16 juta wallet
- Arus dana institusi ke Solana mencapai $78 juta dalam seminggu terakhir
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Solana kini dianggap sebagai Layer 1 paling siap pakai untuk kebutuhan massal—baik ritel maupun institusi. Namun, dari balik performa Solana, muncul satu peluang baru yang semakin dilirik investor awal: proyek presale Snorter berbasis teknologi Solana.
Baca juga: Daftar Coin Baru Listing untuk Investasi di Tahun 2025
Snorter — Proyek Presale Kripto 2025 yang Berpotensi Mengubah Rp1,5 Juta Menjadi Rp150 Juta
Di tengah reli besar yang mendorong harga Bitcoin dan Solana, sebuah proyek baru mulai mencuri perhatian investor awal: Snorter ($SNORT). Token ini bukan sekadar meme coin, tetapi hadir sebagai representasi teknologi bot trading berbasis Solana yang didesain untuk otomatisasi perdagangan dengan presisi tinggi. Dengan harga presale hanya $0,0983 atau sekitar Rp1.594, Snorter menawarkan peluang yang belum ditemukan di altcoin lain.
Presale Snorter saat ini telah mengumpulkan dana sebesar $1.914.693 atau sekitar Rp31,13 miliar dari target maksimum $2.328.335 (sekitar Rp37,75 miliar). Ini menunjukkan tingkat antusiasme tinggi dari komunitas global yang tengah mencari peluang investasi baru dengan potensi ROI besar. Snorter kini masuk dalam daftar crypto yang direkomendasikan untuk tahun 2025.
Mengenal Snorter: Dari Maskot Aardvark Jadi Mesin Perdagangan Otomatis
Snorter bukan hanya maskot lucu berwujud aardvark. Ia adalah representasi dari bot Telegram yang memiliki kemampuan canggih untuk men-sniping token baru di jaringan Solana dengan kecepatan tinggi. Bot ini menawarkan berbagai fitur seperti limit order, copy trading, hingga sistem deteksi honeypot. Dengan biaya transaksi rendah hanya 0,85%, Snorter memungkinkan siapa pun—bahkan yang tanpa latar belakang teknikal—untuk melakukan trading seperti profesional.
Snorter digadang-gadang sebagai perpaduan superior antara Maestro Bot, Banana Gun, dan BonkBot—dengan keunggulan biaya yang lebih murah, fitur lebih banyak, dan interface lebih cepat. Fitur multi-chain pun direncanakan akan hadir di tahap roadmap berikutnya, memperluas jangkauan ekosistem Snorter ke luar jaringan Solana.
Baca juga: Daftar Trending Crypto yang Bisa Bikin Kamu Kaya di 2025 | Siap-Siap Cuan Besar!
Alasan Snorter Menjadi Pilihan Wajib
- Utility Nyata: Snorter bukan sekadar token spekulatif. Ia memiliki fungsi langsung sebagai bot Telegram untuk trading otomatis.
- Tingkat Keamanan Tinggi: Dilengkapi dengan fitur anti-rugpull, proteksi frontrunning, dan deteksi honeypot.
- Biaya Terendah: Biaya hanya 0,85%—lebih hemat dibandingkan bot lain di pasar.
- Staking Menguntungkan: Yield hingga 203% per tahun tersedia bagi pemegang token yang melakukan staking.
- Kompatibel Multi-Chain: Token $SNORT dapat di-bridge antara Solana dan Ethereum via Portal Bridge.
Roadmap Snorter: Langkah Jelas Menuju Masa Depan Trading
Tahap 1: Pengembangan Awal
- Pembangunan arsitektur bot
- Audit kontrak pintar dan perilisan whitepaper
Tahap 2: Peluncuran Token
- Presale token $SNORT
- Beta testing bersama komunitas
- Rilis awal bot Telegram di jaringan Solana
Tahap 3: Ekspansi Multi-Chain
- Integrasi ke jaringan EVM lain
- Penambahan fitur komunitas
- Dashboard pengguna
Tahap 4: Upgrade Bot
- Pengembangan algoritma otomatis
- API integrasi DeFi
- Implementasi mekanisme governance berbasis komunitas
Seluruh proses pengembangan berjalan sesuai jadwal, dengan peluncuran publik Snorter Bot dijadwalkan pada kuartal ketiga 2025.
Baca juga: Cara Investasi Kripto Tanpa Ribet di Tahun 2025 | Panduan Lengkap untuk Pemula!
Tokenomics Snorter — Struktur Ekonomi yang Transparan dan Berkelanjutan
Snorter dirancang dengan tokenomics yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dengan total supply 500.000.000 token, proyek ini tidak mengandalkan gimmick pembakaran mendadak atau pasokan yang mudah dimanipulasi. Semua detail distribusi dijelaskan secara lengkap dalam whitepaper resmi mereka.
Alokasi Token $SNORT:
- 25% untuk Pengembangan Produk: Dikhususkan untuk pengembangan Snorter Bot dan fitur trading tambahan.
- 20% untuk Marketing: Kampanye digital, kolaborasi dengan influencer, dan ekspansi global.
- 20% untuk Likuiditas Exchange: Menjamin ketersediaan token saat listing di DEX dan CEX.
- 10% untuk Community Rewards: Imbalan bagi pengguna aktif dan kontributor komunitas.
- 10% untuk Airdrops: Distribusi token ke early adopters dan partisipan kampanye.
- 10% untuk Treasury: Dana cadangan untuk ekspansi, akuisisi, dan kebutuhan darurat.
- 5% untuk Staking Rewards: Memberikan reward kepada pengguna yang melakukan staking jangka panjang.
Baca juga: ICO Crypto Terbaik untuk Dibeli pada Tahun 2025 – Daftar Coin ICO Teratas
Cara Beli dan Stake Token Snorter — Panduan Lengkap untuk Investor Awal
Presale Snorter hampir mencapai target maksimalnya. Artinya, investor awal hanya punya sedikit waktu tersisa untuk ikut di harga termurah. Jika Anda tertarik berpartisipasi dan ingin memanfaatkan potensi reward dari staking, berikut adalah panduan langkah demi langkah yang bisa diikuti dengan mudah.
Cara Membeli Token $SNORT di Masa Presale
Proses pembelian $SNORT sangat fleksibel dan dapat dilakukan menggunakan beberapa opsi pembayaran—termasuk SOL, ETH, USDT, USDC, dan bahkan kartu debit/kredit.
Langkah-langkah:
Akses Halaman Resmi Presale
Buka situs presale resmi Snorter. Pastikan domain yang dikunjungi benar dan bukan situs tiruan.
Hubungkan Wallet Anda
Gunakan wallet kompatibel seperti Phantom (untuk jaringan Solana) atau MetaMask (untuk Ethereum). Bila belum punya wallet, Anda bisa membuatnya langsung melalui Telegram ketika Snorter Bot aktif. Best Wallet juga direkomendasikan untuk kenyamanan lebih.
Tentukan Jumlah dan Token Pembayaran
Pilih nilai investasi Anda. Sebagai contoh, membeli $150 (sekitar Rp2,4 juta) dalam bentuk $SNORT dapat memberikan eksposur tinggi dengan potensi harga naik pasca listing.
Konfirmasi Transaksi
Setelah memilih token pembayaran dan jumlahnya, cukup konfirmasi lewat wallet Anda. Token akan didistribusikan otomatis setelah Token Generation Event (TGE).
Baca juga: Koin yang akan Listing di Binance 2025 – Daftar Koin dan Ulasan
Cara Melakukan Staking $SNORT dan Mendapatkan Imbal Hasil
Bagi Anda yang ingin mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang dimiliki, Snorter menyediakan fitur staking dengan return menarik hingga 203% per tahun.
Langkah Staking:
- Masuk ke Portal Staking Resmi: Akses portal staking melalui tautan di halaman presale atau pengumuman resmi.
- Hubungkan Wallet Anda: Pastikan wallet yang Anda gunakan terhubung dan berisi token $SNORT yang siap di-stake, baik di jaringan Solana maupun Ethereum.
- Masukkan Jumlah Token: Tentukan jumlah $SNORT yang ingin Anda staking. Sistem akan menampilkan estimasi reward langsung.
- Konfirmasi dan Pantau Imbal Hasil: Setelah staking dikonfirmasi, sistem akan mulai mendistribusikan reward secara otomatis. Reward ini akan tersedia untuk diklaim begitu fitur klaim diaktifkan.
Distribusi reward staking Snorter dibagi ke dalam blok Ethereum dengan kecepatan 9,51 token per blok dan akan berlangsung sepanjang tahun.
Mengapa Sekarang Waktu yang Paling Ideal untuk Beli Snorter?
Dengan harga presale hanya $0,0983 (Rp1.594), Snorter memberi peluang bagi investor untuk masuk di fase paling awal—sebelum listing di exchange. Potensi pertumbuhannya bahkan bisa mencapai 10x hingga 50x, seperti yang terjadi pada proyek bot trading lain seperti BonkBot, Banana Gun, dan Maestro.
Permintaan terhadap solusi bot trading di Solana pun meningkat drastis, seiring dengan tingginya aktivitas token baru di platform seperti Pump.fun. Ditambah dengan tren perpindahan dari DEX ke Telegram bot, momentum Snorter semakin tak terbendung.
Jangan Sampai Terlewat: Panduan Beli Token Snorter Sebelum Presale Ditutup
Dengan alokasi yang hampir habis dan hype yang terus naik, presale Snorter bergerak cepat menuju batas maksimalnya. Jika Anda belum paham cara beli token ini, tim kami telah menyiapkan panduan teknis lengkap yang mencakup seluruh langkah—mulai dari menghubungkan wallet hingga memilih metode pembayaran. Pelajari Cara Beli Token Snorter Sekarang agar tidak kehilangan momen emas ini.
Prediksi Harga Snorter: Benarkah Bisa Naik 1000x?
Sentimen positif terus menguat terhadap Snorter. Dengan utility sebagai bot Telegram dan sistem staking 203% APY, analis melihat potensi pertumbuhan besar setelah listing di bursa. Jika tren presale dan minat investor awal berlanjut, kenaikan harga 10x, 100x, hingga 1000x bukanlah hal mustahil. Anda bisa membaca lebih dalam di Prediksi Harga Snorter 2025 untuk mendapatkan wawasan lengkap.
Apa Itu Snorter? Inilah Penjelasan Lengkap Tentang Proyek Bot Kripto Berbasis Solana
Dengan banyaknya proyek crypto baru di pasar, Snorter menonjol berkat kombinasi teknologi canggih dan pendekatan inovatif. Bot Telegram ini memungkinkan siapa saja ikut dalam aktivitas trading berkecepatan tinggi tanpa perlu skill teknikal. Lihat penjelasan lengkapnya dalam Apa Itu Snorter? — artikel yang membedah cara kerja, fitur utama, serta potensi proyek ini secara menyeluruh.
Perlu Waspada: Apakah Snorter Aman dan Legal?
Popularitas presale seringkali menimbulkan pertanyaan tentang keamanan. Snorter telah menjalani audit dan merilis whitepaper transparan yang bisa diakses publik. Meski demikian, investor tetap harus cermat. Untuk itu, simak Ulasan Lengkap: Apakah Snorter Token Aman atau Scam? sebagai pertimbangan sebelum berinvestasi lebih lanjut.
Baca juga: Daftar Crypto Presale Terbaik untuk Investasi di 2025
Rangkuman dan Rekomendasi: Bitcoin, Solana, dan Snorter — Mana yang Cocok untuk Anda?
Dalam peta pasar crypto saat ini, tiga nama menonjol karena kekuatan narasi, sentimen pasar, dan nilai fundamentalnya: Bitcoin, Solana, dan Snorter.
Bitcoin: Fondasi Investasi Jangka Panjang
Dengan harga $119.001,32 (Rp1,93 miliar) dan lonjakan mingguan 9,58%, Bitcoin menjadi representasi kepercayaan institusional. SPAC senilai $10 miliar, dukungan dari whale, dan arus masuk ETF besar menjadikan BTC bagian dari strategi keuangan nasional.
Solana: Adopsi Cepat dan Teknologi Unggul
Dengan harga $167,15 (Rp2,71 juta), Solana berada di ambang breakout menuju $400. Dukungan ETF SLON, peningkatan performa jaringan, dan integrasi dengan brand besar membuat Solana sangat menarik bagi investor agresif yang ingin pertumbuhan cepat.
Snorter: Presale Utility Token dengan Potensi 1000x
Dengan harga presale hanya Rp1.594, Snorter menjadi opsi berisiko tinggi namun berpotensi besar. Utility sebagai bot trading, staking 203% per tahun, dan roadmap ekspansi multi-chain menjadikannya proyek paling menjanjikan di presale 2025.
Baca juga: Meme Coin Terbaik Untuk Investasi di Tahun 2025
Jadi, Mana yang Paling Cocok untuk Anda?
- Cari keamanan dan kepercayaan institusi? Pilih Bitcoin
- Ingin pertumbuhan cepat di sektor teknologi? Ambil Solana
- Siap ambil risiko besar demi potensi besar? Masuk ke Snorter
Kabar baiknya, Anda tidak perlu memilih salah satu saja. Diversifikasi adalah kunci. Kombinasi BTC untuk stabilitas, SOL untuk pertumbuhan, dan SNORT untuk spekulasi tinggi bisa menciptakan portofolio optimal. Namun, untuk Snorter, waktunya terbatas—presale akan segera berakhir.
Disclaimer: Setiap postingan yang dibagikan oleh agensi pihak ketiga adalah postingan bersponsor, dan Bitcoinist tidak memiliki pandangan terhadap postingan tersebut. Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini sepenuhnya milik klien dan tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Bitcoinist. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Bitcoinist tidak mendukung atau mempromosikan produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.
